Ad Code

Responsive Advertisement

Kandungan Surat At Tin Ayat 4 dan Penjelasannya

Isi dari kandungan surat at Tin ayat 4 adalah tentang penciptaan manusia. Surat at-Tin sendiri adalah salah satu surah dalam Al-Quran yang mengandung banyak makna dan hikmah bagi kehidupan manusia.

Ayat 4 dari surat ini secara khusus membahas tentang penciptaan manusia dan bentuk kesempurnaan yang diberikan oleh Allah. Keunggulan manusia dalam bentuk penciptaan ini tentu memiliki maksud dan tujuan dari yang menciptakannya. Lalu apa isi kandungan Quran Surat at-Tin ayat ke-4 itu? Sehingga manusia bisa mengambil hikmah dari surat at Tin ayat 4 ini.

Kandungan Surat At Tin Ayat 4

Surat At-Tin adalah salah satu surah dalam Al-Quran yang memiliki 4 ayat. Kandungan surat At-Tin, termasuk ayat ke-4, menjelaskan tentang keagungan Allah SWT sebagai pencipta manusia dengan segala keindahan dan kesempurnaan dalam bentuk yang paling baik. Ayat ke-4 surat At-Tin menyatakan "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". Surat At-Tin ayat 4 juga dikenal dengan lafadz "laqad khalaqna insana fi ahsani taqwim". Artinya, sesungguhnya allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya

Dari penafsiran ayat ini, dapat dipahami bahwa, kandungan surat at Tin ayat 4 membicarakan manusia yang diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang sebaik-baiknya bentuk. Penggunaan kata ganti 'Kami' dalam ayat ini bisa bermakna Allah yang menciptakan manusia, bisa juga Allah dan (melalui perantara orang tua) menciptakannya.

Dalam penciptaan wujud manusia. Allah membekalinya dengan perangkat-perangkat yang pas untuk menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah di bumi. Perhatikan bacaan Qs. At-tin ayat 4 beserta artinya berikut:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Sebagai perantara dalam proses penciptaan manusia, orang tua juga berperan penting dalam membentuk kesempurnaan fisik dan psikis manusia. Peran kedua orang tua ini tergambar dalam kata ‘Na’ dari ‘Khalaqna’ yang dimaknai dengan Kami.

Peran Orang Tua dalam ‘Menciptakan’ Manusia

Kandungan surat at Tin ayat 4 teradapt dalam proses kehamilan dan kelahiran. Orang tua berperan penting dalam membentuk kesempurnaan fisik dan psikis manusia. Pada masa kehamilan, nutrisi dan perawatan yang diberikan oleh ibu akan mempengaruhi perkembangan janin, termasuk perkembangan fisik dan otak. Hal ini akan berdampak pada kesehatan dan kebugaran bayi yang dilahirkan.

Setelah lahir, orang tua juga memiliki peran penting dalam membentuk psikis anak melalui kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang diberikan. Pendidikan yang baik dan benar akan membentuk karakter dan kepribadian anak yang baik, serta memberikan dasar yang kuat dalam mengembangkan potensi diri.

Dengan demikian, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk kesempurnaan fisik dan psikis anak. Mereka harus memberikan perawatan, nutrisi, kasih sayang, dan pendidikan yang baik agar anak tumbuh menjadi manusia yang sehat dan berkualitas, serta mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di dunia dengan baik.

Peran Manusia Sebagai Khalifah

Isi kandungan surat at Tin ayat 4 terkait kesempurnaan fisik dan jiwa manusia dalam penciptaannya. Dalam Islam, Allah telah menunjuk manusia  sebagai khalifah (penguasa/pengganti)-Nya di bumi. Penciptaan bumi untuk di isi oleh khalifah-Nya. Diantara tugas khalifah adalah bertanggung jawab untuk menjaga dan mengatur bumi sesuai dengan perintah-Nya.

Manusia mendapatkan kepercayaan dari Allah untuk mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di dalam bumi, termasuk sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Dimana jika manusia taat kepada Allah, semestinya manusia mempergunakannya secara bertanggung jawab dan bijaksana.

Sebagai khalifah, manusia sudah semestinya menjaga bumi berikut isinya, termasuk makhluk hidup dan lingkungannya. Hal ini termasuk mengupayakan kelestarian alam, memelihara keanekaragaman hayati, menghormati hak asasi manusia dan sesama makhluk hidup, serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, manusia juga bertanggung jawab untuk mengatur bumi dengan cara yang baik dan benar, sehingga SDA (sumber daya alam) dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Toh, SDA tersebut ujung-ujungnya untuk kepentingan manusia sendiri.

Pengelolaan SDA semestinya dilaksanakan dengan pengetahuan dan nurani. Dengan kedua hal itu maka pengelolaan bumi akan dilakukan dengan cara yang baik, cara yang tidak merusak bagian dari bumi, dan harus mengimbanginya dengan kepentingan jangka panjang manusia serta lingkungannya.

Dalam menjalankan peran sebagai khalifah, manusia harus memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya serta kreatif dan inovatif dalam mencari solusi terbaik untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan manusia untuk memperlakukan alam dan sesama makhluk hidup dengan kasih sayang dan menghormati keberadaan mereka. Alam punya hukum atau sunnahnya sendiri. Keberadaanya adalah contoh ayat kauniyah Allah.

Dengan menjalankan peran sebagai khalifah dengan baik, manusia dapat mencapai keberkahan dan keberhasilan di dunia, serta memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan di akhirat.

Alhasil, isi kandungan surat at Tin ayat 4 merupakan sebuah refleksi bahwa manusia diciptakan dengan bentuk yang paling baik serta ideal. Keunggulan dan keidealannya ini tidak lain untuk mengemban tugas dan fungsi manusia sebagai seorang hamba dan dalam waktu bersamaan sebagai khalifah di muka bumi.