Moral Universal

Inilah dunia yang di dalamnya terdapat perbedaan, termasuk dalam pandangan dan pendapat mengenai keuniversalan moral. Ada tokoh seperti Immanuel Kant, salah satu resonator Humanisme yang berpandangan tentang martabat manusia yang sangat mendasar dan universal.

Dikubu sebelah, antihumanisme pun mengkritik universalitas moral tersebut. Sebut saja, Friedrich Nietzsche. Nietzsche menolak gagasan Kant tentang nilai moral yang universal dan mempertanyakan kesahihan nilai-nilai moral yang dianggap universal.

Immanuel Kant teori
Immanuel Kant Teori


Tulisan ini akan memotret gagasan pro dan kontra terkait moralitas yang universal. Lebih spesifiknya, teori yang ditawarkan Kant. Di ujung tulisan, buletinassalamualaikum akan mencoba mencari win-win solution dengan mengkompomikan kedua pendapat yang bersebrangan.

Immanuel Kant dan Teorinya

Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman yang hidup pada abad ke-18 dan dianggap sebagai tokoh penting dalam perkembangan pemikiran humanisme. Ia mengembangkan teori moral yang disebut sebagai etika kantian, yang pada dasarnya mengatakan bahwa setiap orang harus bertindak berdasarkan prinsip moral yang dapat diterapkan secara universal.

Kant juga memandang manusia sebagai makhluk rasional yang memiliki martabat dan hak-hak yang sama. Dalam pandangannya, martabat manusia tidak dapat diukur berdasarkan apa yang dimiliki atau dilakukan oleh individu, melainkan harus diberikan secara universal.

Selain itu, Kant juga memandang bahwa manusia memiliki kemampuan untuk berpikir secara bebas dan menggunakan akalnya untuk menentukan tindakan yang baik atau buruk. Ia menekankan pentingnya pengembangan akal dan pengetahuan dalam mencapai kemajuan dan kemakmuran manusia secara keseluruhan.

Dalam pandangan Kant, tujuan utama moralitas adalah untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran manusia, dan hal ini hanya dapat dicapai jika manusia bertindak berdasarkan prinsip moral yang universal. Dalam teorinya tentang moralitas, Kant mengatakan bahwa tindakan manusia hanya dapat dianggap moral jika dilakukan dengan niat baik dan berdasarkan prinsip moral yang dapat diterapkan secara universal.

Secara keseluruhan, teori Immanuel Kant dalam humanisme adalah anggapan sebagai upaya untuk menempatkan manusia pada pusat pemikiran moral dan menekankan pentingnya pengembangan kemampuan akal dan pengetahuan untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran manusia secara keseluruhan.

Konsep Prinsip Moral Yang Universal

Immanuel Kant mengemukakan konsep prinsip moral yang universal dalam karyanya "Groundwork of the Metaphysics of Morals". Menurut Kant, prinsip moral yang universal adalah prinsip moral yang berlaku untuk semua orang tanpa kecuali dan dapat diterapkan dalam setiap situasi.

Kant berpendapat bahwa prinsip moral yang universal harus bersifat rasional dan tidak tergantung pada kondisi khusus atau preferensi individu. Dalam pandangan Kant, prinsip moral yang universal harus diterapkan secara otonom oleh individu tanpa dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kepentingan pribadi atau norma sosial.


Contoh Moral Universal

Contoh dari prinsip moral yang universal menurut Kant adalah "Immanuel Kant: bertindaklah hanya menurut maksimum yang dapat dijadikan hukum universal", yang juga dikenal sebagai Prinsip Kategoris Imperatif. Prinsip ini mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh seseorang haruslah dapat dijadikan hukum universal, artinya semua orang dapat melakukan tindakan tersebut tanpa menimbulkan kontradiksi atau konflik moral.

Dalam pandangan Kant, prinsip moral yang universal merupakan dasar dari moralitas yang benar dan objektif, dan merupakan jalan menuju kebebasan dan martabat manusia.

Contoh Aplikasi Teori Immanuel Kant

Contoh konkrit dari prinsip moral yang universal dapat ditemukan dalam berbagai situasi keseharian, di antaranya:

Memperlakukan orang lain dengan hormat dan kesetaraan, tanpa memandang jenis kelamin, agama, ras, atau status sosial.

Contohnya, ketika berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja, di sekolah, atau di lingkungan sekitar, kita harus menghormati hak mereka dan tidak membedakan orang berdasarkan karakteristik yang tidak relevan.

Tidak merugikan orang lain.

Contohnya, ketika kita sedang mengemudi, kita harus mematuhi aturan lalu lintas dan tidak menyetir dengan sembarangan yang dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri.

Contohnya, jika kita membuat janji untuk melakukan sesuatu, kita harus memenuhi janji tersebut dan bertanggung jawab jika gagal memenuhinya.

Berempati dengan orang lain dan membantu mereka dalam kebutuhan.

Contohnya, ketika kita melihat seseorang yang kesulitan membawa barang bawaan, kita dapat menawarkan bantuan kita untuk membawakan barang tersebut.

Prinsip-prinsip moral ini dapat diterapkan dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari dan membantu membangun hubungan yang saling menghargai dan saling mendukung di antara individu-individu yang berbeda


Antitesis Moral Univesal Immanuel Kant

Antitesis adalah kebalikan atau pandangan yang berlawanan. Dalam konteks prinsip moral universal Kant, maka antitesisnya adalah pandangan moral relativisme atau moral nihilisme. Pandangan ini menilai bahwa tidak ada prinsip moral universal yang benar atau salah secara objektif, dan bahwa nilai-nilai moral ditentukan oleh faktor-faktor sosial, budaya, atau individu yang berbeda-beda.

Dalam pandangan ini, moralitas bersifat relatif atau tidak memiliki nilai objektif yang tetap, sehingga tidak ada aturan moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman yang universal. Pandangan moral relativisme atau nihilisme ini bertentangan dengan prinsip moral universal Kant yang menyatakan bahwa aturan moral berlaku untuk semua orang dan situasi tanpa tergantung pada faktor sosial, budaya, atau individu yang berbeda-beda.


Kompromi

Meskipun terdapat perbedaan antara kedua pandangan tersebut, namun sebenarnya ada cara untuk mencari kesepakatan di antara keduanya. Salah satu cara untuk mencapai kompromi adalah dengan mengakui bahwa hak asasi manusia harus dihormati dan dilindungi, tetapi dalam beberapa situasi tertentu mungkin perlu untuk menimbang kembali kepentingan kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.

Sebagai contoh, dalam kasus pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, namun dapat merusak lingkungan hidup dan hak-hak masyarakat adat, maka perlu dilakukan kajian yang cermat tentang manfaat dan kerugian dari proyek tersebut. Dalam hal ini, penting untuk melibatkan semua pihak yang terkait dan mendengarkan argumen mereka untuk menemukan solusi yang terbaik untuk semua orang.

Dengan cara ini, kita dapat menghormati hak asasi manusia dan melindungi lingkungan hidup, sambil juga mempertimbangkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.


Penutup

Jelas terdapat perbedaan dalam pandangan dan pendapat terhadap keuniversalan moral. Ada nilai-nilai moral yang diakui secara universal oleh kebanyakan masyarakat di seluruh dunia. Namun, terdapat pula pandangan-pandangan yang menentang nilai-nilai tersebut, baik karena adanya perbedaan budaya, agama, atau latar belakang lainnya.

Bukankah tujuan akhir pemikiran-pemikiran ini adalah kedamaian dan persatuan di dunia? maka penting bagi kita untuk saling menghormati dan memahami perbedaan tersebut, serta mencari solusi dari setiap permaslahan/konflik. Keterbukaan pikiran dan hati adalah kuncinya.

Pesan moral yang dapat dipetik dari buah pikiran ini adalah bahwa dalam menghadapi perbedaan, semestinya memperhatikan nilai-nilai universal yang menjadi dasar kesatuan manusia, seperti keadilan, kemanusiaan, dan martabat manusia. Di saat bersamaan juga mengakomodir nilai moral lokal (budaya, agama, latar belakang) dimana manusia lahir, tumbuh, berkembang dan mengikatkan diri pada nilai itu.